Berawal Dari Hobby, Berakhir dengan Cuan

Memangnya dapat apa sih dari menulis?

Pertanyaan itu pasti sering muncul di benak kalian maupun orang lain yang mendengar kata menulis maupun kata penulis. Dulu saya punya teman yang pernah bertanya kepada saya mengenai manfaat dari menulis dan saat itu saya hanya menjawab kalau menulis itu hanya sebagai hobby saja. Jujur saja, pada saat itu saya tidak mengharapkan apapun dari tulisan saya apalagi sampai membayangkan kalau suatu hari nanti saya akan mendapatkan penghasilan dari tulisan yang saya tulis.

Lucu sekali kalau diingat. Teman saya yang saat itu sangat bersemangat untuk menjadi penulis malah harus mengubur impiannya dalam-dalam hanya karena tidak ada laptop untuk menulis. Iya betul, hanya karena tidak punya laptop, dia membatalkan impiannya untuk menjadi seorang penulis. Saya tidak bermaksud untuk membuatnya terlihat jelek disini tapi alasan seperti itu cukup membuat saya merasa tersinggung sedikit. Saya hanya bercanda hahaha. Mungkin dia tidak bisa menulis cerita yang bagus jika tidak pakai laptop. Mari berprasangka baik saja.

Berbicara tentang sarana untuk menulis, dulu saya hanya bisa menulis isi pikiran saya di atas kertas. Lebih tepatnya saya menulis cerpen alias cerita pendek dan luar biasanya lagi saya sampai menang lomba dua kali hahaha. Ya, walaupun hadiahnya hanya sedikit dan tidak sampai ke tingkat nasional tapi setidaknya saya bisa membuat orang tua saya merasa sedikit bangga pada saya jika para tetangga mulai membanggakan anak mereka. Lebih kearah membanggakan diri sendiri sih hahaha.

Dengan bertambahnya tahun dan usia, saya mulai mengenal yang namanya smarthphone. Tentu saja tidak langsung smarthphone yang canggih seperti sekarang, ada proses yang sangat panjang sampai saya bisa mendapatkan handphone yang memadai untuk saya bisa menulis dan proses itu tidak mudah. Karena keterbatasan biaya dan lain hal, saya akhirnya bisa membeli smarthphone murah yang lumayan bagus dan tahan lama. Tapi, sayangnya handphone itu sudah rusak sekarang dan tidak bisa digunakan sama sekali. Sedih sih tapi berkat handphone itu saya bisa berada di titik ini. Ya, walaupun belum bisa dikatakan sukses juga sih. Tapi pengalaman ini patut dan layak untuk dibagikan pada orang lain yang masih bingung dengan karir mereka sebagai penulis.

Ok, kita lanjut lagi. Awalnya saya menulis cerpen lalu lama-kelamaan muncul hasrat ingin menulis lebih banyak lagi dengan plot yang lebih rumit lagi dan akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menulis novel. Yup benar, novel yang isinya 400 lembar keatas. Apakah saya berhasil? Tentu saja gagal hahaha. Saya tidak mampu menulis lebih dari 500 kata untuk satu Bab. Apakah saya berhenti? Tentu saja tidak. Saya tetap bertekad untuk menulis novel, meskipun pada saat itu saya akhirnya tidak bisa tidur karena memikirkan nasib novel saya. 

Tapi saya tidak menyerah dan terus menulis. Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk menghapus novel yang saya buat karena setelah saya baca ulang kok malah ceritanya aneh sekali hahaha. Saya sempat berhenti beberapa bulan karena saya harus ujian dan belajar disaat yang bersamaan. Cukup stress tapi anehnya saya tidak bisa berhenti menulis. Saya tidak bisa tidur jika tidak menuangkan semua isi pikiran saya ke dalam tulisan. Jadi, pada suatu malam saya memutuskan untuk membuat sketsa cerita untuk novel saya yang selanjutnya. 

Saya juga mencari aplikasi yang kira-kira bisa menampung cerita saya secara gratis karena jujur saja saya tidak punya biaya untuk berlangganan apalagi mencetak karya saya melalui penerbit. Sangat menyedihkan memang, tapi seperti itulah realita kehidupan yang saya jalani. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menulis beberapa Bab untuk novel saya pada saat itu karena skill atau kemampuan saya dalam menulis masih sangat buruk sekali. Jadi, saya butuh waktu banyak untuk menulis dan merevisi kembali hasil tulisan saya. Memang melelahkan tapi cara itu adalah cara paling ampuh untuk melatih kemampuan kita dalam berpikir cepat.

Jangan bosan untuk membaca ulang hasil tulisan kita sendiri. Pokoknya baca terus sampai kamu menemukan paragraf yang tepat untuk melengkapi kalimat yang sudah kamu tulis. Tidak perlu bertanya tentang bagaimana orang lain menulis cerita mereka karena kamu punya gaya dan ciri khas kamu sendiri. Kamu punya pemikiran yang berbeda dan pandangan yang berbeda. Jangan pernah mencoba untuk meniru orang lain, jadilah dirimu sendiri. Cari keunikan kamu sendiri dan bersinarlah dengan caramu sendiri. Jangan takut merasa tersaingi atau tidak percaya diri dengan tulisan kamu. 

Menulis itu adalah kebebasan diri dalam mengekspresikan sesuatu. Tidak ada yang perlu ditakutkan, hanya perlu percaya diri saja. Motto itu yang saya pegang sampai sekarang. Tidak peduli berapa kali saya gagal, saya akan selalu berjalan kedepan. Tentu saja saya pernah menangis dan merasa ingin menyerah saja. Itu adalah hal yang manusiawi sekali. Tapi, saya kembali menyadari tujuan saya menulis adalah untuk diri saya sendiri. Saya senang melakukannya dan saya merasa kalau ini adalah passion saya. Jadi, saya akan tetap melakukannya sampai akhir. Itulah yang saya pikirkan saat itu.

Seiring berjalannya waktu, tulisan saya mulai mendapatkan perhatian. Meskipun novel saya tidak seterkenal novel lainnya. Saya mulai mendapatkan penggemar dan juga komentar kebencian yang membuat saya merasa takut untuk membuka kolom komentar. Sebenarnya bukan komentar untuk diri saya, tapi untuk karakter novel yang saya buat. Saya pikir mungkin perasaan yang saya tuangkan kedalam novel saya akhirnya bisa tersampaikan ke para pembaca diluar sana yang menikmati tulisan saya. Bahkan saat adegan sedih, mereka juga menangis saat membacanya. Wah, luar biasa sekali kekuatan dari tulisan.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Spicy Manhwa Yang Bikin Jantung Deg Deg Serr

Rekomendasi Manga Cinta Beda Spesies!